Ada yang pernah liat tulisan bahasa mandarin yang terbalik??
Itu adalah kata Fu yang terbalik,dimana FU berarti Keberuntungan(hoki)
ini nih gambarnya
Ini lah asal usulnya
Pada zaman dahulu, khususnya zaman dinasti Ming, ada seorang tukang kayu yang sangat ternama. Ia pandai membangun rumah, tata letak rumah, dan ia juga suka mengukir motif bunga yang indah di sebuah kayu atau batang pohon. Konon ukiran atau lukisan hasil karyanya mirip seperti aslinya. Karena keahliannya yang luar biasa dalam membangun, mengukir, dan melukis, orang pada zaman itu menjulukinya dengan sebutan “Tai Shan”.
Tai Shan adalah nama sebuah gunung yang terkenal dengan keindahannya dan kekokohannya di propinsi Shan Dong, maksud mereka rumah yang dibangun oleh “Tai Shan” akan sekokoh gunung Tai. Karena itu barang siapa yang bisa memakai Tai Shan untuk membangun sebuah rumah yang lengkap dengan segala ukiran dan lukisannya, akan disebut beruntung. Bahkan orang-orang dari seluruh penjuru negeri akan berbondong-bondong melihat rumah itu dan mengaguminya, sehingga pemilik rumah bertambah bangga. Dan biasanya jika Tai Shan sudah bersedia membangun rumah yang indah untuk seseorang, maka orang itu akan menjamu Tai Shan minuman anggur yang baik dan makanan yang lezat. Maksud mereka adalah supaya Tai Shan dan semua muridnya bisa lebih semangat membangun rumah mereka.
Suatu hari, ada seorang pedagang kaya yang berniat mengundang Tai Shan dan para muridnya membangun rumah baginya.
Sungguh susah mengundang Tai Shan, ia harus mengantri lama dan bernegosiasi alot untuk dapat mengundangnya. Setelah Tai Shan setuju, pedagang itu sangat senang. Ia terkagum-kagum saat menyaksikan rumahnya selesai dibangun. “Sungguh seni tata ruang dan desain interior yang luar biasa, “ Demikian ia mengagumi karya Tai Shan. Belum lagi ukiran-ukiran indah dengan nilai seni yang sangat tinggi menghiasi berbagai sudut rumah. Lukisan yang seindah warna aslinya menambah elok rumah tersebut.
“Saya sudah pergi ke berbagai penjuru negeri, tetapi belum pernah melihat rumah sekokoh dan seindah rumah ini.” Demikian si pemilik rumah berkata kepada rekan-rekan bisnis dan orang-orang di sekitarnya. Kabar ini tersiar luas sehingga para tentangga dan orang dari berbagai daerah datang ke daerah itu hanya untuk membuktikan bahwa rumah kokoh dan indah serta menjadi bahan pembicaraan masyarakat itu bukanlah isapan jempol belaka.
Umumnya orang terkagum-kagum dan menghabiskan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari hanya untuk melihat setiap sudut rumah sang pedagang.
Untuk menyatakan kepuasan atas rumahnya, ia mengadakan hajatan sebagai pengucapan syukur.
Ia bukan hanya mengundang kerabat, rekan bisnis, dan tetangganya, tetapi juga mengundang semua orang yang mengagumi rumahnya. Dan ia mengadakan pesta yang terbesar yang pernah ada di daerah tersebut. Karena sang pedagang kaya tahu bahwa Tai Shan dan para muridnya suka jeroan, seperti hati, limpah, rempolo, usus, paru, jantung, maka ia menyimpan sejeroan hanya untuk Tai Shan dan para muridnya. Dan supaya lebih enak, semua jeroan itu direndam di dalam minyak yang paling enak dan mahal saat itu, lalu digoreng, dan setelah itu dibungkus rapi dalam kemasan yang baik. Ini dimaksudkan agar Tai Shan dan muridnya, dalam perjalanan pulang ke kampung mereka, masih bisa menyantap makanan kesukaan mereka itu.
Namun, Tai Shan waktu itu salah mengerti maksud sang pedagang kaya. Ketika mereka tiba di tempat pesta, mereka melihat bahwa semua tamu sudah menyantap makanan sehingga tersisa sedikit dan tidak ada sisa jeroan sama sekali. Tai Shan berpikir bahwa si pedagang sungguh tidak menghargainya karena tidak menyisihkan makanan kesukaannya.
Tai Shan panas hati dan berniat memberi pelajaran kepada pemilik rumah. Pada larut malam setelah semua orang tidur, Tai Shan dan para muridnya diam-diam mulai membuat beberapa aksesori dalam rumah agar mudah rusak, bahkan merusak beberapa aksesori penting (namun tidak mudah terlihat kalau aksesori itu sudah dirusak).
Tai Shan percaya kalau aksesori rumah dirusak, maka ini akan mempengaruhi bisnis seseorang.
Pada keesokan harinya, setelah selesai sarapan, mereka segera meninggalkan rumah pedagang kaya itu dengan sikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Ketika berpamitan, sang pedagang menitipkan bungkusan yang lumayan besar kepada para muridnya. Pikirannya hanyalah sesegera mungkin meninggalkan rumah itu agar bila si pedagang menemukan rumahnya telah dirusak, maka tidak akan berpikir bahwa dia yang merusaknya, karena dirumah pedagang itu sebagian tamu juga belum pulang.
Tai Shan mengutuk dan mengomel pedagang itu sepanjang jalan. Ketika hari sudah siang dan mereka sudah menempuh perjalanan yang jauh, seorang muridnya memohon untuk istirahat dan mencari makan. Betapa terkejutnya Tai Shan ketika para muridnya membuka bungkusan yang diberikan kepada mereka. Ternyata jeroan yang diinginkannya semua ada didalam bingkisan itu. “Demikian banyaknya, jangan-jangan semua jeroan disimpan hanya untuk saya,” ujar Tai Shan
Tai Shan pun menyadari bahwa dia telah bersalah pada pedagang itu, hatinya tidak tenang. Akhirnya ia menulis beberapa huruf “Fu” dan memerintahakan kepada para muridnya untuk segera berlari dan menempelkan beberapa huruf “Fu” terbalik di semua pintu rumah pedagang itu sambil berteriak, “Fu Dao Le!”. “Ajaklah sebanyak mungkin orang untuk bersama-sama berseru Fu Dao le.
Hanya dengan cara demikian kutuk dan kesialan yang dirancang Tai Shan bisa dipatahkan, dan sebaliknya berkat akan melimpah pada pedagang itu,” pesan Tai Shan.
Ketika para murid Tai Shan tiba di rumah pedagang tersebut, terlihat bahwa sang pedagang bersiap untuk memulai bisnisnya, maka para murid sesegera mungkin menempelkan “Fu Dao” sambil berseru dan mengajak orang lain untuk berteriak “Fu Dao”. Orang-orang pun heran dan bertanya “Bukankah yang kalian tempel itu Fu Dao (berkat terbalik)? Dan para murid Tai Shan pun menjawab,”Ya, tetapi persamaan bunyi dari huruf ini adalah Fu Dao (berkat sampai melimpah). Hanya dengan demikian berkat itu akan melimpah dan keberuntungan akan mengalir kepada pedagang itu.
Beberapa waktu berselang, pedagang kaya itu bertambah makmur dan kaya raya. Oleh karena itu, orang-orang yang hadir saat itu mulai menempelkan huruf Fu Dao di pintu-pintu mereka dengan harapan berkat akan sampai dan melimpah dalam kehidupan mereka seperti yang dialami pedagang tersebut.
Dan dewasa ini hampir di setiap toko, pusat perbelanjaan, bahkan di pintu-pintu rumah tinggal orang menempelkan huruf Fu Dao (Dao berarti terbalik) agar Fu (berkat) benar-benar Dao (Sampai).
Mutiara Hikmat :
Jangan mudah marah hanya karena merasa tidak dihormati orang lain. Belum tentu kelakuan orang yang kita rasa tidak menghormati kita itu seperti yang kita pikirkan. Jangan cepat merancang kejahatan gara-gara tersinggung, apalagi salah mengerti karena hal itu akan menimbulkan penyesalan di kemudian hari. Jika kita pernah merugikan dan mencelakakan orang, ada baiknya kita sekarang berbuat baik kepada mereka.
sumber: kaskus.us
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan nyepam ya. Terima kasih.