Flying Rod, yang juga sering disebut sebagai sky fish adalah entitas yang pertama kali ditemukan oleh Jose Escamilla pada tanggal 19 Maret 1994 ketika ia sedang merekam kegiatan base jumping di gua Swallow, Meksiko. Dalam rekaman tersebut, terlihat adanya makhluk terbang berbentuk tongkat berwarna putih dengan membran tipis seperti ubur-ubur.
Makhluk misterius ini sepertinya terlihat di seluruh dunia, seperti yang terlihat dalam rekaman foxnews yang sedang meliput perang Irak di bawah ini.
Anehnya, makhluk ini tidak pernah terlihat dengan mata telanjang. Mereka hanya terlihat dengan kamera. Karena itu makhluk ini dianggap memiliki kecepatan terbang yang sangat tinggi.
Sebagian orang beranggapan kalau Flying Rods adalah entitas cryptid terbaru yang belum teridentifikasi oleh sains modern.
Sebagian orang lagi percaya kalau Rod memiliki hubungan dengan UFO. Bahkan Jose Escamilla menamai websitenya Roswellrods.com. Jose menjadi sangat populer dan kaya karena penemuannya ini.
Namun, misteri yang membingungkan ini sebenarnya telah terpecahkan dengan sempurna dan saya rasa bukti yang diberikan sangat konklusif.
Pada tanggal 8 September 2005, salah satu stasiun televisi di Cina, CCTV (China Central Television), menayangkan dua seri dokumenter mengenai Flying Rod. Di dalam film itu disebutkan kalau pada bulan Mei-Juni 2005, kamera pengawas di perusahaan farmasi Zhenguo di kota Tonghua menangkap flying rod beterbangan di sekitar bangunan kantor.
Para peneliti yang kebingungan kemudian mencoba untuk menangkap makhluk itu hidup-hidup. Lalu, mereka memasang jaring besar dan mulai menyalakan kamera pengawas. Ketika Flying Rods terlihat di kamera, mereka segera melihat ke jaring yang telah dipasang.
Mereka menemukan ngengat dan serangga!
Flying Rod ternyata hanya serangga!
Para peneliti Cina kemudian mengambil kesimpulan kalau serangga tersebut bisa terlihat seperti Flying Rod karena efek kecepatan kamera. Kesimpulan ini kemudian diteguhkan kembali oleh para peneliti acara televisi Monster Quest dari History Channel.
Dalam usahanya untuk menciptakan ulang makhluk ini, Monster Quest memasang dua kamera. Satu kamera dengan kecepatan rendah dan satu lagi kamera berkecepatan tinggi. Kedua kamera tersebut mengarah ke lokasi yang sama.
Kemudian, seekor ngengat lewat. Pada kamera berkecepatan tinggi, terlihat seekor ngengat sedang terbang. Namun pada kamera berkecepatan rendah, ngengat tersebut terlihat sebagai Flying Rod.
Lihat gambar di bawah ini. Di sebelah kanan, adalah tampilan layar kamera berkecepatan tinggi, sedangkan di sebelah kiri adalah tampilan layar kamera berkecepatan rendah.
Ini jelas merupakan bukti yang sangat konklusif!
Bagaimana kamera bisa menciptakan efek seperti itu?
Untuk mengerti hal itu, kita harus memahami cara kerja sebuah kamera video.
Penjelasan gampangnya seperti ini:
Jika kita memotret seekor burung dengan kamera foto, maka kita akan mendapatkan sebuah gambar dua dimensi.
Cara kerja kamera foto ini berbeda dengan cara kerja kamera video.
Kamera video memberikan kepada kita sebuah gambar bergerak dengan cara menggabung-gabungkan gambar-gambar yang terdapat dalam frame. Kalian yang suka mengedit video dengan software pasti mengerti maksud saya.
Jika kita mem-pause rekaman kita, maka kita akan mendapatkan sebuah gambar di dalam sebuah frame.
Di dalam kamera, Satu Frame bisa dibagi-bagi ke dalam Fields (mini frame).
Format video yang biasa dipakai dalam kamera video modern adalah NTSC. Format ini memiliki kecepatan 1/60. Artinya, kamera ini menangkap 60 fields dalam 1 detik. Sedangkan untuk format PAL, kecepatannya 1/50.
Jika kita merekam seekor burung yang memiliki kecepatan kepak sayap lebih dari 60 kali perdetik, maka itu berarti ada lebih banyak kepakan sayap burung dibanding jumlah field dalam satu detik. Ini menyebabkan dalam 1 field bisa terdapat beberapa kali kepakan sayap yang akhirnya membuat gambar burung menjadi blur.
Dari penjelasan di atas, kita tahu bahwa semakin rendah kecepatan kamera, gambar yang dihasilkan akan semakin blur. Contoh lain, adalah foto mobil di bawah ini yang direkam dengan dua kamera yang berbeda kecepatan.
Sama kasusnya dengan serangga.
Serangga memiliki kepakan sayap bervariasi antara 10 hingga 250 kepakan perdetik. Ini artinya dalam satu field bisa terdapat lebih dari satu kepakan sayap yang menyebabkan gambar serangga menjadi blur.
Serangga yang bergerak maju dikombinasikan dengan blur ini akan menghasilkan efek Flying Rods.
Semakin rendah kecepatan kamera, maka semakin banyak jumlah kepakan sayap dalam satu field yang membuat efek ini menjadi semakin indah.
Kalian juga bisa menciptakan flying rod kalian sendiri dengan melakukan seperti petunjuk di atas. Jika kalian mengubah kecepatan kamera menjadi 1/30 dan mulai merekam serangga yang lewat, kalian akan mendapatkan Flying Rod. Akan lebih bagus jika serangga itu diberi cahaya tambahan karena Flying Rod akan menjadi lebih indah.
Bukti-bukti mengenai ini begitu konsklusif sehingga saya menolak untuk memperdebatkannya lagi.
Walaupun begitu, Jose Escamilla dan teman-temannya masih menolak mengakui hasil eksperimen ini dan bahkan mengakui pernah mendapatkan rekaman Flying Rod di dalam laut. Anyway, saya memeriksanya dan ada satu masalah: Saya tidak bisa menemukan Rod di dalam rekaman itu :)
Lalu, ada lagi rumor bahwa seorang anak di Inggris berhasil menangkap Flying Rod yang disimpan di dalam toples. Saya yang ingin tahu segera membuka video itu dan ternyata yang ditangkapnya adalah seekor ngengat!
Beberapa klaim lain yang mengatakan bahwa mereka pernah menangkap Flying Rod tidak pernah terbukti.
sumber: http://xfile-enigma.blogspot.com/2010/03/misteri-flying-rod-penjelasan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jangan nyepam ya. Terima kasih.